Rabu, 18 Mei 2011

SEKRESI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan, waktu yang diperlukan makanan pada masing-masing bagian saluran bersifat sangat penting. Jumlah makan yang dicerna oleh seseorang terutama ditentukan oleh keingginan instriksik makan yang disebut lapar. Mekanisme didalam tubuh merupakan sistem penaturan otomatis yang sangat penting.
Sekresi pencernaan terbentuk hanya sebagai respon erhadap keberadaan makanan didalam saluran pencernaan, dan jumlah yang disekresi pada tiap segmen traktus hampir sama dengan jumlah yang dibutuhkan untuk pencernaan yang sesuai.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka kami mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :
1)      Apa yang dimakud dengan sekresi?
2)      Bagaimana fungsi getah pencernaan dan asimilasi?
3)      Apa yang dimaksud dengan karbohidrat, lemak dan protein dan prosesnya didalam tubuh?
1.3  Tujuan Makalah
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah dikemukakan dalam pokok permasalahan, yaitu:
1)      Mengetahui sekresi pencernaan
2)      Mengetahui fungsi getah pencernaan dan asimilasi
3)      Mengetahui karbohidrat, lemak dan protein dan prosesnya didalam tubuh

Adapun kegunaan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1)      Bagi penulis, merupakan suatu pengalaman yang menarik dalam rangka menambah wawasan tentang sekresi dan saluran pencernaan.
2)      Bagi masyarakat kampus, agar dapat dasar pengetahuan tentang sekresi dan saluran pencernaan
1.4  Sumber Data dan Metode Penelitian
1.4.1 Sumber data
Sumber data yang kami gunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku perpustakaan dan mengakses internet.
1.4.2 Metode penelitian
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah :
1)      Studi kepustakaan
2)      studi kasus
1.5  sistematika pembahasan
makalah ini terdiri dari bab, bab yang pertama pendahuluan menjelaskan pada rumusan masalah dan tujuan pembuatan makalah. Kemudian dilanjutkan ke bab II membahas tentang fungsi sekresi saluran pencernaan. Dan bab yang ke III membahas tentanghidrolisis lemak, karbohidrat dan lemak. Dan bab terakhir penutup.
















BAB II
FUNGSI SEKRESI SALURAN PENCERNAAN

2.1  PRINSIP-PRINSIP UMUM DARI SEKRESI SALURAN PENCERNAAN
Dalam tipe anatomis dari kelenjar menyediakan saluran pencernaan yang berbeda-beda. Pertama, pada permukaan epitel dari sebagian besar bagian traktus gastrointestinal terdapat beruta-juta terdapat berjuta-juta kelenjar mukus sel-tunggal yang sering disebut sel goblet. Kelenjar ini berfungsi sebagai respon terhadap iritasi lokal pada epitel. Kedua, banyak daerah permukaan traktus gastrointestinal dikelilingi oleh ceruk (pits) yang merupakan invaginasi dari epitel kedalam submukosa.
Ketiga, didalam lambung dan bagian atas duodenum terdapat sejumlah besar kelenjar tubular yang dalam. Keempat, beberapa kelenjar yang kompleks, yaitu kelenjar saliva, pankreas dan hati juga berhubugan dengan saluran pencernaan. Kelenjar ini menghasilkan sekresi untuk pencernaan atau emulsifikasi makanan. Hati menstruktur secara khusus.
2.2 MEKANISME DASAR RANGSANGAN KELENJAR SALURAN PENCERNAAN
Pengaruh kontak maan dengan epitel-fugsi perangsangan saraf enterik. Keberasaan mekanisme makanan dalam suatu segentertentu traktus gastrointestinal biasanya menyebabkan kelenjar-kelenjar daerah itu.
2.2.1 rangsang otonom dari sekresi
Rangsangan parasimpatis. Rangsang dari saraf parasimpatik ke saluran penccernaan hampir selalu meningkatkan lajukecepatan sekresi kelenjar pencernaan, ini terutama terjadi pada kelenjar dibagian atas saluran seperti kelnjar saliva, kelenjar esofagus, kelenjar gastrik, pankreas dan kelenjar brunner pada duodenum.
Rangsangan simpatis. Perangsangan saraf simpatis yang menuju traktus gastroinsttinal akan mengakibatkan akan mengakibatkan terjadinya peningkatan ringan sapai sekresi bebrapa kelenjar setempat. Namun, rangsangan simpatis juga mengakibatkan konstriksi pembuluh darah yang menyerupai kelenjar. Oleh karena itu, rangsangan simpatis sendiri biasanya sedikit sedikit meningkatkan sekresi, yang kedua, jika rangsangan parasimpatis atau hormonal sudah menakibatkan sekresi kelanjar yang sangat banyak, adanya tumpah tindih rangsangan simpatis biasanya akan mengurangi sekresi, kadang secara bermakna, terutama karena reduksi vasokonstruksif dari suplai darah.

2.3 MEKANISME DASAR SEKRESI OLEH SEL-SEL KELENJAR
Sekresi zat organik pada prinsipnya mengarah pada prinsip-prinsip berikut:
1.      zat nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sekresi, pertama harus berdifusi secara aktif oleh darah didalam kapiler kedasar sel kelenjar.
2.      Banyak motokondria yang terletak didalam sel kelenjar yang berdekatan dengan dasarnya terletak menggunakan energi oksidasi untuk membentuk adenosin trifosfat (ATP).
3.      Energi dari ATP, bersama dengan zat padat. Yang disediakan oleh nutrisi.
4.      Bahan sekretoris kemudian dibawa melalui ubuh reikulum endopalmik, menuju vesikel dari kompleks golgi selama kira-kira 20 menit.
5.      Dalam kompleks golgi, zat-zat tersebut kemudian dimodifikasi, ditambahkan, dipekatkanm dan dikeluarkan melalui sitoplasma dalam bentuk vesikel sekretoris yang tersimpan pada ujung apikal sel-sel sekretoris.
6.      Vesikel-vesikel ini tetap tersimpan sampai sinyal pengontrol syaraf menyebabkan sel mengeluarkan isi vesikel melalui permukaan sel.
2.4 SEKRESI SALIVA
Kelenjar saliva yang utama yaitu kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis, sekresi saliva normal harian berkisar 800 sapai 1500 mililiter, saliva mengandung dua tipe sekresi protein yang utama: 1) sekresi serosa yang mengandung ptialin (suatu α-amilase), yang erupakan enzim untuk mencernakan karbohidrat, dan 2) sekresi mukus yang mengandung musim untuk tujuan pelumasan dan perlindungan permukaan.
Sekresi ion saliva menganfung sejumlah ion kalium dan ion karbonat. Sebalinya, konsentrasi ion natrium dan klorida umumnya lebih rendah pada saliva daripada didalam plasma.







Gambar. Pengaturan sekresi saliva melalui saraf.

2.5 SEKRESI ESOFAGUS
Sekresi esofagus seluruhnya berkarakter mukus dan terutama memberi fungsi pelumasan untuk menelan. Bagian utama dari esofagus dikelilingi oleh beberapa kelenjar mukus sederhana. Padabagian ujung lambung, dan dalam jumlah kecil apada bagian awal esofagus, terdapat juga beberapa sekresi oleh kelenjar mukus campuran. Mukus yang disekresikan oleh kelenjar campuran pada esofagus bagian atas akan mencegah eksplorasi mukosa akibat makanan yang baru saja masuk, sedangkan kelnjar campuran yang berada didekat sambungan esofagustrik akan melindungi esofagusdari pencernaan oleh asam getah lambung yang sering mengalami refluks dari lambung kembali ke bagian bawah esofagus. Walaupun ada fungsi pelindung, tukak lambung kadang masih dapat terjadi pada ujung gastrik esofagus.
2.6 SEKRESI LAMBUNG
Selain sel-sel penyekresi mukus yang mengelilingi seluruh permukaan lambung, mukosa lambung memiliki dua tipe kelnjar tubular yang penting : kelenjar oksintik (kelenjar gastrik), kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik (pembentukan asam) menyeresi asam hdroklorida, pepsinogen, faktor instriksik dan mukus untuk melindungi mukosa pilorus dari asam lambung. Kelenjar tersebut juga meneresi hormon gastrin.



2.7 SEKRESI PANKREAS
Penkreas terletak sejajar dan dibelakang lambung, merupakan kelenjar campuran yang besar yang kebanyakan struktur bagian dlamnya hampir sama seperti kelnjar saliva. Enzim-enzim pencernaan penkreas disekresikan oleh asini penkreas dan sejumlah besar larutan natrium, ikarbonat disekresikan oleh duktulus kecil dan duktus lebih besar yang brasal dari asini.





















BAB III
PENCERNAAN BERBAGAI MAKANAN MELALUI HIDROLISIS

3.1 HIDROLISIS KARBOHIDRAT, HIDROLISIS LEMAK, DAN HIDROLISIS PROTEIN
Bahan makanan utama yang diperlukan oleh tubuh yang hidup dapat digolongkan sebagai karbohidrat, lemak dan protein. Hampir semua karbohidrat terdiri dari monosakardia atau disakarida besar yang merupakan gabungan monosakarida yang saling berikatan satu sama lain melalui kondensasi. Ini berarti bahwa sebuah ion hidrogen (H+) telah dipindahkandari satu monosakarida kemudian (-OH) telah dipindahkan dari monosakarida lainnya. Kedua monosakarida kemudian bergaung satu saa lain pada tempat pemindahan, dan ion hidrogen dan idroksil bergabung untuk membentuk air (H2O)
Hidrolisis lemak. Terdiri atas trigliserida (lemak netral). Yang merupakan gabngan daru tiga molekul asam lemak berkondensasi dengan satu molekul gliserol. Selam proses kondensasi, tiga molekul air dikeluarkan. Pencernaan rigliserida terdiri atas proses pembalikan: enzim pencerna lemak mengembalikan tiga molekul air ke molekul trigliserida dan dengan demikian memisahkan moleku asam lemak dari gliserol. Sekali lagi, proses ini merupakan hidrolisis.
3.2 PENCERNAAN KARBOHIDRAT
Pencernaan karbohidrat didalm mulut dan lambung. Ketika makanan dikunyah, makanan bercampur dengan saliva, yang terdiri dari enzim pencernaan ptialin yang terutama disekresikan oleh kelenjar parotis. Enzi, ini menghidrolisis tepng menjadi sakarida maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya yang mengandung tiga samapi sembilan molekul glukosa. Namun makanan dari mulut hanya untuk waktu singkat, jadi mungin tidak lebih dari  persen dari semua tepung telah dihidrolisis pada saat makanan ditelan.







3.3 PENCERNAAN PROTEIN
Protein dalam makanna adalah rantai panjang kimiawi dari asam amino yang dikita bersama oleh ikatan peptida. Ikatan yang khas adalah sebagai berikut:









Karakterstik dari masing-masing protein ditentukan protein ditentukan oleh jenis asam aminonya dalam molekl protein dan susunan urutan asam amino. Sifat fisika dan kimia dari beragai protein yang penting dari jaringan tubuh manusia dibicarakan.
Pencernaan protein dalam lambung. Pepsin, enzim peptik lamung yang penting, paling aktif pada pH 2,0 samapi 3,0 dan tidak aktif pada kira-kira diatas 5. Akibatnya, aga enzim in dapat melakukan kerja pencernaan terhadap protein, getah lambung harus bersifat asam.










3.4 PENCERNAAN LEMAK
Tahap pertama dalam pencernaan lemak adalah secara fisik memecahkan gumpalan lemak menjadi ukuran yang sangat kecil, sehingga enzim pencernaan yang larut-air dapat bekerja pada permukaan gumpalan lemak. Proses ini disebut emulsifkasi lemak, dan mulai melalui pergolakan didalam lambung untuuk mencampur lemak denga produk pencernaan lambung.








Gambar. Hidrolisis lemak netral yang dikatalisis oleh lipase.












BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Sekresi pencernaan terbentuk hanya sebagai respon erhadap keberadaan makanan didalam saluran pencernaan, dan jumlah yang disekresi pada tiap segmen traktus hampir sama dengan jumlah yang dibutuhkan untuk pencernaan yang sesuai. Bahan makanan utama yang diperlukan oleh tubuh yang hidup dapat digolongkan sebagai karbohidrat, lemak dan protein. Hampir semua karbohidrat terdiri dari monosakardia atau disakarida besar yang merupakan gabungan monosakarida yang saling berikatan satu sama lain melalui kondensasi.
4.2 SARAN
















DAFTAR PUSTAKA

guyton dan hall. Fisiologi kedokteran.perpustakaan nasional.jakarta.2008 

pengajaran senam

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Senam mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1912 pada saat dijajah oleh Belanda. Masuknya olahraga senam ini bersamaan dengan ditetapkannya pendidikan jasmani  sebagai pelajaran wajib di sekolah-sekolah. Diperkenalkan oleh Dr. H. F. Minkema pada tahun 1918 membuka senam swedia di kota malang untuk tentara dan guru namun demikian, cikal bakalnya berawal dari bandung karena sekolah pertama yang berhubungan dengan senam didirikan dibandung. Pada tahun 1922 dibuka MGSS (militaire gymnastiek n sporschool). Kemudian, para lulusan sekolah tersebut membuka cabang di bogor, malang, surakarta, medan dan probolinggo.
Masuknya jepang ke indonesia pada tahun 1942 merupakan akhir dari kegiatan senam yang berbau barat di indonesia. Jepang melarang semua bentuk senam di sekolah dan lingkungan masyarakat, digantikan oleh “taiso”. Taiso adalah sejenis senam pagi (berbentuk kalestenik) yang harus dilaksanakan disekolah-sekolah sebelum pelajaran dimulai dengan iringan radio yang disiarkan secara serentak.
Jaman taiso tidak berlangsung lama. Pada zaman kemerdekaan senam itu di tentang dimana-mana. Dengan penolakan ini, semua warisan pemerintahan belanda akhirnya dipakai kembali disekolah-sekolah.pada tahun 60-an, peristiwa penting adalah didirikannya induk organisasi senam indonesia pada 14 juli 1963. Induk organisasi tersebut PERSANI, yang merupakan singkatan dari persatuan senam Indonesia. Ktua KB Persani pertama adalah bapak R.Suhadi.
Peristiwa penting lainnya ketika indonesia menjadi tuan rumah dalam kegiatan GANEFO(Games of the new emerging forces) yang bisa diartikan sebagai pekan olahraga antar negara yang ketika itu baru muncul. Itulah tongak awal perkembanganperkembangan senam di Indonesia hingga  sekarang.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka kami mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana pembelajaran senam di SMAN 1 Sumedang?

1.3  Tujuan Dan Pembuatan Laporan
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah dikemukakan dalam pokok permasalahan, yaitu:
1.      Mmengetahui pembelajaran senam siswa-siswi yang efektif dan efisien.

1.4  Sumber Data dan Metode
1.4.1 Sumber data
Sumber data yang kami gunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku perpustakaan dan mengakses internet.
1.4.2 Metode penelitian
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah :
1.      Studi kepustakaan
2.      studi kasus

1.5  Sistematka Pembahasan
Untuk memudahkan dan memahami apa yang tertuang dalam makalah ini,  maka penulis menjabarkan ke dalam 4 bab. Pembicaraan dimulai dengan pendahuluan sebagai bab pertama memuat dasar – dasar dan latar belakang permasalahan dilanjutkan dengan apa yang menjadi tujuan dari penulisan makalah dan metode apa yang dipakai dalam membahas makalah ini serta diakhiri dengan sistematika pembahasan.










BAB II
METODE PEMBELAJARAN PENJAS  

Senam mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1912 pada saat dijajah oleh Belanda. Masuknya olahraga senam ini bersamaan dengan ditetapkannya pendidikan jasmani  sebagai pelajaran wajib di sekolah-sekolah. Diperkenalkan oleh Dr. H. F. Minkema pada tahun 1918 membuka senam swedia di kota malang untuk tentara dan guru namun demikian, cikal bakalnya berawal dari bandung karena sekolah pertama yang berhubungan dengan senam didirikan dibandung. Pada tahun 1922 dibuka MGSS (militaire gymnastiek n sporschool). Kemudian, para lulusan sekolah tersebut membuka cabang di bogor, malang, surakarta, medan dan probolinggo.
Masuknya jepang ke indonesia pada tahun 1942 merupakan akhir dari kegiatan senam yang berbau barat di indonesia. Jepang melarang semua bentuk senam di sekolah dan lingkungan masyarakat, digantikan oleh “taiso”. Taiso adalah sejenis senam pagi (berbentuk kalestenik) yang harus dilaksanakan disekolah-sekolah sebelum pelajaran dimulai dengan iringan radio yang disiarkan secara serentak.
Jaman taiso tidak berlangsung lama. Pada zaman kemerdekaan senam itu di tentang dimana-mana. Dengan penolakan ini, semua warisan pemerintahan belanda akhirnya dipakai kembali disekolah-sekolah.pada tahun 60-an, peristiwa penting adalah didirikannya induk organisasi senam indonesia pada 14 juli 1963. Induk organisasi tersebut PERSANI, yang merupakan singkatan dari persatuan senam Indonesia. Ktua KB Persani pertama adalah bapak R.Suhadi.
Peristiwa penting lainnya ketika indonesia menjadi tuan rumah dalam kegiatan GANEFO(Games of the new emerging forces) yang bisa diartikan sebagai pekan olahraga antar negara yang ketika itu baru muncul. Itulah tongak awal perkembanganperkembangan senam di Indonesia hingga  sekarang.
Pengertian senam
Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mendapatkan penekanan didalam program pendidikan jasmani, terutama karena tuntutan fisikyang dipersyaratkan.  Senam dikenal dalam bahsa indonesia sabagai salah satu cabang olahraga, merupakan terjemahan langsung dari bahasa inggris Gymnastic atau belanda Gymnastiek. Gymnastik ini sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan dari kata bahasa yunani, gymnos, yang berarti telanjang. Menurut Hidayat (1995), kata gymnastik tersebut dipakai untuk menunjukan kegiatan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang.
Dalam bahasa yunani pun gymnastics diturunkan dari kata kerja gymnazein, yang artinya berlatih atau melatih diri. Laihan-latihan ini diperlukan bagi para pemuda yunani kuno (sekitar tahun 1000 SM hingga tahun 476) untuk menjadi warga yang baiki sesuai dengan cita-cita negara serta menjadikan penduduknya swebagai manusia harmonis. Sejak itu arti gymnastics mengandung banyak arti demikian luas. Tidak mudah mendefinisikan senam tetapi imam hidayat (1995) mencoba mendefinisikan,yaitu
Suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual.
Pola gerak dominan
Untuk mewujudkan pengajaran senam yang menyenangkan, tentu perlu diwujudkan melalui pemilihan pendekatan pengajaran yang tepat. Sejauh ini ada berbagai pendekatan yang dikenal dalam pengajaran dan pelatihan senam, diantaranya pendekata melalui kelompok keterampilan formal, pendekatan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak, serta pendekatan pola gerak dominan (PGD).
Pola Gerak Dominan yaitu pola gerak yang mendasari terbentuknya keterampilan senam sehingga perannya dianggap dominan. PGD  inilah yang menjadi dinding bangunan untuk terbetuknya ketrampilan-keeramplan yang lebih kompleks.
terdapat keuntungan jika guru menempuh pendekatan PGD diantaranya:
·         Guru dapat berkonsentrasi pada pola gerak kunci, sehingga mengurangi jumlah kegiatan atau keterampilan yang harus dikuasai murd. Variasi dan tingkat kesulitan kelak ditabahkan setelah dinding bangunan tersebut dikuasai dari setiai PGD.
·         Pengajaran PGD lebih dapat disesuaikan dengan taraf pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga anak merasa tugas geraknya tidak terlalu sulit. Tetapi tetap menantang dan menyenangkan.
·         Pendekatan PGD menekankan pada terjalinnya benang merah antar berbagai keterampilan sehingga poin-poin penting dapat disesuaikan dengan keadaan dan keterampilan senam yang akan di lakukan.
·         Untuk setiap PGD yang dilakukan selalu terdapat persyaratan kemampuan fisik yang dimiliki.
·         Kerangka PGD  memungkinkan guru merencanakan program yang  seimbang. Guru dapat memilih kegiatan-kegiatan yang tepat dari setiap PGD, atau membaginya menurut kebutuhan, misalnya 3 PGD dalam satu pelajaran.
Macam-macam pola gerak dominan
Senam dapat dibedakan dari olahraga lain oleh seperangkat pola gerak dominan yang unik. Kesemua pola gerak dominan itu adalah
1.       Landing (pendaratan)
2.       Static position (posisi-posisi statiis)
3.       Swings ( ayunan)
4.       Rotation (putaran)
5.       Springs (lompatan)
6.       Layangan dan ketinggian (fight and height)

BAB III
LAPORAN TIAP KELOMPOK

Kelompok 1
LAPORAN PRAKTEK MENGAJAR

1.       kegiatan pelaksanaan
Hari/tanggal                :  Selasa / 2 Mei 2009
Waktu                         :  07.00- 12.00 WIB   
Kegiatan                      :  Praktek mengajar senam siswa SMA Negeri 1 Sumedang
Tempat pelaksanaan    :  SMA Negeri 1 Sumedang


2.       Keadaan di SMAN 1 SUMEDANG
SMAN 1 Sumedang  merupakan SMA favorit dan tertua di Sumedang. Sekolah ini mempunyai keunggulan dalam sistem pembalajarannya, yaitu : dengan adanya kelas SI (Strandar Internasioanl), Akselelerasi (pecepatan) dan regular.  Dengan adanya sistem ini dalam pembelajarannya di bedakan. Untuk kelas SI (Strandar Internasioanl) guru dituntut untuk mengunakan bahasa asing yaitu bahasa inggris. Pakaian olahrga yang digunakan oleh siswa adalah pakaian olaharaga SMA N 1 Sumedang. Sarana dan prasarana olahraga ini kurang menunjang terdapat 2 matras untuk olahraga senam. Jumlah guru olahraga di sekolah ini sebanyak 3 orang, dengan alokasi waktu 2 x 45 menit, dengan dibagi pada hari senin sampai sabtu.







3.      Rencana Pengajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
             
Standar Kompetensi           
Mempraktikan teknik dasar senam lantai  dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya
Kompetensi Dasar
1.            Mempraktikan teknik pgd dalam pembelajaran senam 
2.            Mempraktikan teknik dasar senam    meroda berdasarkan konsep serta nilai disiplin, keberanian dan tanggung jawab
Indikator
Psikomotor
·   Melakukan tehnik dasar meroda

 Kognisi
·   Mengetahui PGD dalam pembelajaran senam
·   Mengetahui bentuk –bentuk tehnik dasar meroda

 Afeksi
·   Dapat bekerjasama dengan teman dalam kelompok, kedisiplinan, keberanian dan tanggung jawab

Alokasi Waktu                       : 2 x 45 menit (1 x pertemuan )

A.   Tujuan Pembelajaran

·         Siswa dapat melakukan PGD dalam pembelajaran senam dengan benar.
·         Siswa dapat melakukan teknik dasar senam lantai meroda dengan benar

B.   Materi Pembelajaran
         Uji diri/Senam lantai
·         PGD
·         Teknik dasar senam lantai meroda 
B.   Metode Pembelajaran

-          Pertemuan 1 = penugasan
-          Pertemuan 2 = resiprokal/timbal-balik

D.     Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

jam 1 (1 x 45 menit)

1  Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
-          Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
-          Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2  Kegiatan Inti (60 menit)
·   Melakukan teknik dasar landing dengan berbagai posisi tubuh, ditambah dengan bangku dan peralatan yang sederhana.
·   Melakukan teknik dasar Static position (posisi-posisi statis)
·   Melakukan teknik dasar Swings ( ayunan)
·   Melakukan teknik dasar Springs (lompatan
·   Melakukan teknik dasar Rotation (putaran)

·         Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
­   guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
­   siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
­   siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
­   siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.

·   Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
­   guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
­   guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
­   siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
­   siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
­   siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan

3. Penutup (15 Menit)
-          Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar


Jam 2 (1 x 45 menit)
1  Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
-          Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
-          Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2  Kegiatan Inti (60 menit)
·   Melakukan teknik dasar senam lantai meroda , dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

 






§  Melakukan latihan tumpuan dua  tangan pada kursi  dengan mengangkat pinggul (perorangan/berpasangan)
§  Melakukan latihan tumpuan dua tangan dengan berdiri menggunakan kedua tangan (perorangan/berpasangan)
§  Melakukan latihan gerak meroda dengan bantuan dan dilanjutkan tanpa bantuan  (perorangan/ berpasangan/ berkelompok)

·         Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
­   guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
­   siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
­   siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
­   siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.

·   Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
­   guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
­   guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
­   siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
­   siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
­   siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan
3. Penutup (15 Menit)
-          Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar


E.  Sumber Belajar
-    Ruang terbuka yang datar dan aman (Bangsal senam)
-    Matras
-    Buku teks
-    Buku referensi, , Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VIII, Jakarta : Erlangga
-    Lembar Kerja Proses Belajar, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

F.  Penilaian
      1.   Teknik penilaian:
-    Tes unjuk kerja (psikomotor): 
      Lakukan teknik dasar senam lantai meroda dan guling lenting
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
               Jumlah skor yang diperoleh
Nilai =  ---------------------------------------- X 50
               Jumlah skor maksimal

- Pengamatan sikap (afeksi): 
Melakukan gerak teknik dasar senam lantai meroda dan PGD untuk menanamkan nilai disiplin,  keberanian, dan tanggung jawab   

Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan.  Tiap perilaku yang di cek ( √ ) memdapat nilai 1
                  Jumlah skor yang diperoleh
Nilai  =  ----------------------------------------- X 30
              Jumlah skor maksimal

-          Kuis/embedded test (kognisi):
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak teknik dasar senam lantai meroda dan guling lenting

Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
                  Jumlah skor yang diperoleh
Nilai =  ----------------------------------------- X 20
                                                Jumlah skor maksimal
-    Nilai akhir yang diperoleh siswa =
                                   
Text Box: Nilai tes unjuk kerja + nilai observasi + nilai kuis                       


           

2.   Rubrik Penilaian

       RUBRIK PENILAIAN
UNJUK KERJA TEKNIK DASAR SENAM  LANTAI
Aspek Yang Dinilai
Kualitas Gerak
1
2
3
4
Meroda
  1. Posisi awal berdiri menyamping arah gerakan kedua lengan terentang serong atas
  2. Saat melakukan gerakan, tangan diletakan pada matras satu persatu bersamaan kedua kaki terangkat dari matras juga secara satu persatu hingga kedua kaki lurus ke atas




  1. Akhir gerakan, kaki mendarat satu persatu pada matras, kedua lengan lurus serong atas dan posisi badan menyamping arah gerakan
     
PGD
4.       Dasar Static position (posisi-posisi statis)
5.       Dasar Swings ( ayunan)
6.       Dasar Rotation (putaran)
7.       Dasar Springs (lompatan

JUMLAH

JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 24









RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM MELAKUKAN TEKNIK DASAR SENAM LANTAI
PERILAKU YANG DIHARAPKAN
CEK (√ )
1. Keberanian (tidak ragu-ragu saat melakukan gerakan)

2. Kedisiplinan (gerakan dilakukan dengan tertib)

3. Tanggung jawab (menjaga keselamatan diri dan orang lain)





JUMLAH

JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 3






RUBRIK PENILAIAN
PEMAHAMAN KONSEP DALAM MELAKUKANTEKNIK DASAR SENAM LANTAI

Pertanyaan yang diajukan
Kualitas Jawaban
1
2
3
4
1.   Bagaimana cara melakukan PGD
…………………………………………………………..
………………………………………………………….




1.   Bagaimana cara melakukan gerakan MERODA ?
...........................................................................................
...........................................................................................









JUMLAH

JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 8






       MENGETAHUI,                                                     GURU MATA PELAJARAN
    KEPALA SEKOLAH                                                                                                           


............................................                                        ...............................................


3.4 Kejadian- Kejadian Dilapangan
            3.2.1 karakteristik siswa yang terlihat.
Dalam pengajaran senam di SMAN 1 sumedang kebanyakan siswa aktif dalam pembelajaran senam karena mereka meresa mendapat pembelajaran yang baru, tetapi ada juga yang tidak aktif dalam pembelajaran ini.
3.2.2 keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
Mereka pada saat pembelajaran terlihat serius dan bergembira, sehingga mereka sangat antusias dalam melakukan tugas gerak.
            3.2.3 proses pemberian materi.
Proses pemberian materi merupakan proses yang sangat penting, apabila hal ini diabaikan maka pembelajaran tidak akan berjalan. Proses pembelaran pertama-tama melakukan pemanasan dan permainan dengan kerjasama kelompok, yang kemudian dengan permaianan bola yang dimodifikasi. Kemudian siswa di berikan materi dan praktek senam di dalam kelas.
3.5 Evaluasi
Dengan melihat dan mengajarkan langsung kepada siswa-siswi SMAN 1 Sumedang bahwa dapat dievaluasi bahwa dalam pembelajarannya, kita sebagai guru harus memiliki kejelasan materi dan perencanaan kegiatan yang benar. Tidak hanya dalam pembelajaran tetapi juga guru harus bisa memahami karakteristik dari siswa tersebut.




Kelompok 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Standar Kompetensi                   
Mempraktikan berbagai teknik pemanasan dan permainan dan  olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya

Kompetensi Dasar 
Mempraktikkan  kombinasi teknik pemanasan dan permainan beregu dengan  baik  serta  nilai kerjasama, toleransi, percaya dini, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan                     
Indikator
Psikomotor
·   Melakukan kombinasi pemanasan statis dan dinamis .
·   Melakukan pemanasan permainan dengan beregu,dengan setiap regu dan angggotanya melakukan gandengan dengan kaki, yang kemudian regu tersebut dapat melaju kedepan dengan berlomba tiap regunya.
·   Melakukan permainan dengan terbagi beberapa grup dengan posisi setengah berdiri bergandengan,dengan teman yang dibelakang melewati pundak  dari temannya
·   Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi

 Kognisi
·    Mengetahui bentuk –bentuk pemanasan dan permainan beregu dengan pendekatan pembelajaran renang.
 Afeksi
·   Dapat bekerjasama dengan teman dalam kelompok dan  berbagi tempat serta peralatan dengan teman

Alokasi Waktu                  :  1 x 40 menit
A.    Tujuan Pembelajaran
a.       Siswa dapat mempraktikan pemanasan dan permainan pemanasan untuk memupuk nilai kerja sama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai teman.

B.    Materi Pembelajaran
Permainan pemanasan

C.  Metode Pembelajaran
-                Pertemuan  = penugasan, resiprokal/timbal-balik

D.  Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
1.       Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
-    Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
-    Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2.       Kegiatan Inti (60 menit)
·         Melakukan permainan dengan terbagi beberapa grup, dan tiap regu dengan posisi duduk merapat dengan kedua kaki kepada teman yang didepan,dan melakukan gerakan dengan tangan agar melaju kedepan. Peraturannya adalah dari tiap regu tersebut melakukan adu kecepatan.
·         Melakukan permainan dengan terbagi beberapa grup dengan posisi setengah berdiri bergandengan,dengan teman yang dibelakang melewati pundak  dari temannya.
·         Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
­   guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
­   siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
­   siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
­   siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri
­   bagi siswa yang belum mampu mencapai target belajar sesuai dengan alokasi waktunya, maka mereka diberi kesempatan untuk memperbaiki target waktu.
­   bagi siswa yang telah berhasil mencapai target sesuai dengan waktu atau lebih cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.
3.       Penutup (15 Menit)                                                            
-    Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar                                                                                          
E.  Sumber Belajar
-          Ruang terbuka atau tertup yang datar dan aman
-          Buku teks
F.  Penilaian
        1.    Teknik penilaian:
- Tes unjuk kerja (psikomotor): 
    Lakukan kegiatan dengan serius dan kekompakan dan kerjasama tim dibutuhkan.
Penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
                            Jumlah skor yang diperoleh
Nilai =  ----------------------------------------- X 50
                            Jumlah skor maksimal

- Pengamatan sikap (afeksi): 
    Mainkan permainan dengan peraturan yang telah dimodifikasi.  Taati aturan permainan, kerjasama dengan teman satu tim dan tunjukkan perilaku sportif, keberanian, percaya diri dan menghargai teman.

Keterangan:
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan.  Tiap perilaku yang di cek ( √ ) memdapat nilai 1
Jumlahskor yang diperoleh
Nilai  =  ----------------------------------------- X 30
Jumlah skor maksimal
                           
-  Kuis/embedded test (kognisi):
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak dalam permainan pemanasan.
Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai =  ----------------------------------------- X 20
Jumlah skor maksimal
-    Nilai akhir yang diperoleh siswa =
Text Box: Nilai tes unjuk kerja + nilai observasi + nilai kuis               

2.    Rubrik Penilaian
UBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PERMAINAN PEMANASAN

PERILAKU YANG DIHARAPKAN
CEK (√ )
1.  Bekerja sama dengan teman satu tim

2.  Keberanian dalam melakukan gerakan (tidak ragu-ragu)

3.  Mentaati peraturan

4.  Menghormati wasit(sportif)

5.  Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam bermain

JUMLAH

JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 5



       MENGETAHUI,                                                                           GURU MATA PELAJARAN
    DOSEN DMP SENAM                                                                                                                     


............................................                                                     ...............................................



3.4 Kejadian- Kejadian Dilapangan
Pertama-tama siswa dikumpulkan bersama bersama2 sama dilapangan olahraga, diberikan informasi dan pemanasan secara umum, yaitu pemanasan permainan, kemudian mereka langsung ke dibawa ke kelas yang kosong yang sudah tersedia peralatan sepeti matras dan peralatan yang dimodifikasi seperi banku yang dijadikan papn tolak. Mereka diajarkan tentang lompat kangkang tetapi diurukan kepada pgd yang sesuai dengan latihan otot kaki dan lengan. Pada saat pembelajaran siswa begitu antusias dan bergembira dan kejadian lucunya bahwa ketika melakukan lompat ada yang tersangkut. Dan ketika pembelajran berakhir anak2 anak terlihat senyum dan merasa puas akan pembelajaran tersebut.


3.5 Evaluasi
Dengan melihat dan mengajarkan langsung kepada siswa-siswi SMAN 1 Sumedang bahwa dapat dievaluasi bahwa dalam pembelajarannya, masih saja ada kendala dalam pembelajaran, pentingnya sebuah perencanaan yang matang dan kejelasan materi juga berpengaruh dalam penilaian bahwa belajar olahraga tersbut dapat dikatakan efektif.

Kelompok 3




BAB IV
KESIMPULAN SARAN
4.1  Kesimpulan
Pola Gerak Dominan yaitu pola gerak yang mendasari terbentuknya keterampilan senam sehingga perannya dianggap dominan. PGD  inilah yang menjadi dinding bangunan untuk terbetuknya ketrampilan-keeramplan yang lebih kompleks. Pada pengajaran pun dapat berjalan dengan baik sesuai perencanaan pembelajaran dan adanya kesenangan pada saaat pembelajaran.
4.2  Saran
Guru harus memiliki kejelasan materi dan perencanaan kegiatan yang benar. Tidak hanya dalam pembelajaran tetapi juga guru harus bis memahami karakteristik dari siswa tersebut.












DAFTAR PUSTAKA

Mahendra, Agus. Senam Artistik teori dan metode pembelajaran senam. Fpok Upi.2008