Rabu, 18 Mei 2011

laporan pedagogi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, sehingga pendidikan jasmani memiliki arti yang cukup representatif dalam mengembangkan manusia dalam persiapannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
Pendidikan jasmani di Indonesia memiliki tujuan kepada keselarasan antara tubuhnya badan dan perkembangan jiwa, dan merupakan suatu usaha untuk membuat bangsa indonesia yang sehat lahir dan batin, diberikan kepada segala jenis sekolah. (UU no 4 th 1950, ttg dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah bab IV pasal 9)
Pendidikan jasmani mempunyai tujuan pendidikan sebagai (1) perkembangan organ-organ tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani, 2) perkembangan neuro muskuler, 3) perkembangan mental emosional, 4) perkembangan sosial dan 5) perkembangan intelektual.
Tujuan akhir olahraga dan pendidikan jasmani terletak dalam peranannya sebagai wadah unik penyempurnaan watak, dan sebagai wahana untuk memiliki dan membentuk kepribadian yang kuat, watak yang baik dan sifat yang mulia; hanya orang-orang yang memiliki kebajikan moral seperti inilah yang akan menjadi warga masyarakat yang berguna.
pendidikan jasmani dan olahraga merupakan ‘alat’ pendidikan, sekaligus pembudayaan. Proses ini merupakan sebuah syarat yang memungkinkan manusia mampu terus mempertahankan kelangsungan hidupnya sebagai manusia.
Pendidikan adalah segenap upaya yang mempengaruhi pembinaan dan pembentukkan kepribadian, termasuk perubahan perilaku, karena itu pendidikan jasmani dan olahraga selalu melibatkan dimensi sosial, disamping kriteria yang bersifat fisikal yang menekankan ketrampilan, ketangkasan dan unjuk “kebolehan’. Dimensi sosial ini melibatkan hubungan antar orang, antar peserta didik sebagai sebagai fasilitator atau pengarah.
Kondisi saat ini ketika masyarakat Indonesia menghadapi permasalahan perekonomian yang berkepanjangan, tidak terlepas dari etika dan moral bangsa yang sudah ‘bobrok’, budaya bangsa yang luhur mulai telah terkikis sedikit demi sedikit. Anak banyak yang tidak menghargai gurunya bahkan orang tuanya.
Fenomena dalam pendidikan jasmani saat ini, banyak anak yang enggan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani karena terkesan membosankan dan menjemukan.
Masalah moral di Amerika menjadi salah satu isu pendidikan yang diangkat dalam membentuk manusia Amerika, mengingat orang Amerika pernah terkejut pada awal 1985 ketika mereka mengetahui bahwa pemenang medali cabang balap sepeda pada Olimpiade yang berasal dari USA mengakui telah mendoping darah sebelum kompetisi. Ditambah lagi 86 atlet Amerika dari berbagai cabang gagal melewati tes obat-obatan yang diadakan oleh Komite Olahraga Amerika Serikat, sembilan bulan sebelum pertandingan pada tahun 1984. Belum lagi kasus kematian pelari Belanda di Universitas Amerika membawa pada penemuan secara tidak sengaja tentang penggunaan secara luas resep obat yang didapatkan secara ilegal oleh atlet mahasiswa, yang disuplai oleh pelatih kampus.
Pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman manusia, karena dalam pendidikan jasmani menyediakan kesempatan untuk memperlihatkan mengembangan karakter. Pengajaran etika dalam pendidikan jasmani biasanya dengan contoh atau perilaku. Pengajar tidak baik berkata kepada muridnya untuk memperlakukan orang lain secara adil kalau dia tidak memperlakukan muridnya secara adil.
Selain dari pada itu pendidikan jasmani dan olahraga begitu kaya akan pengalaman emosional. Aneka macam emosi terlibat di dalamnya. Kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga yang berakar pada permainan, ketrampilan dan ketangkasan memerlukan pengerahan energi untuk menghasilkan yang terbaik.
Pantas rasanya jika kita setuju untuk mengemukakan bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan dasar atau alat pendidikan dalam membentuk manusia seutuhnya, dalam pengembangan kemampuan cognitif, afektif dan psikomotor yang behavior dalam membentuk kemampuan manusia yang berwatak dan bermoral.
Dalam tulisan ini akan lebih dibahas tentang etika dan permasalahan dalam pendidikan jasmani dan olahraga. Dengan mencoba mengkomperkan dan menanalisis serta menyusun rekomendasi yang memungkinkan dalam pengembangan pendidikan jasmani dan olahraga.


1.2  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka kami mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana kondisi umum pembelajaran penjas di SMAN 1 SUMEDANG?
2.      Bagaimana pemanfaatan waktu dalam pembelajaran penjas?


1.3  TUJUAN DAN KEGUNAAN
Pembuatan laporan ini diharapkan dapat memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah dikemukakan dalam pokok permasalahan, yaitu:
1)      Mengetahui. kondisi umum pembelajaran penjas di SMAN 1 SUMEDANG
2)      Mengetahui pemanfaatan waktu dalam pembelajaran penjas
Adapun kegunaan pembuatan laporan  ini adalah sebagai berikut :
1)      Bagi penulis, merupakan suatu pengalaman yang menarik dalam rangka menganalisa dan mengamati pembelajran penjas di sekolah sman 1 sumedang
2)      Bagi masyarakat kampus, agar dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran yang baik dalam mata kuliah pedagogi olahraga.

1.4  SUMBER DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN
1.4.1 Sumber data
Sumber data yang kami gunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku perpustakaan dan mengakses internet.
1.4.2 Metode penelitian
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah :
1)      Studi kepustakaan
2)      studi kasus
3)      wawancara
4)      pengamatan
1.5  SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk memudahkan dan memahami apa yang tertuang dalam laporan ini, maka kami menjabarkan dalam 4 bab. Bab yang pertama mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, sumber data,dan sistematika pembahasan. Kemudian dalam bab II kami membahas tentang pengetahuan tentang anggar, yaitu sejarah dan peraturan anggar itu sendiri. Bab III mengenai hasil laporan observasi ke pengprov anggar Jawa Barat dan bab yang terakhir, bab IV penutup yaitu mengenai kesimpulan dan saran.









BAB II
Metode observasi
Metode observasi yang sistematis terhadap guru yang sedang mengajar  sudah membuat perubahan bsar-besaran terhadap penelitin emampuan mengajar dan telah membawa ke arah penemuan-penemuan penting mengenai karakteristik lingkungan belajar yang efekif. Observasi yan sistematis  telah mejadi fondasi bagi pengembangan penelitian-penelitian penampilan mengajar skaligus juga merupakan dasar bagi pengembangan keterampilan dasar mengajar pendidikan jasmani.Data yang dihasilkan dari obsevasi ini merupakan informasi yang digunakan untuk membantu para guru meningkatkan keterampilan mengajarnya.

Beberapa teknik observasi yang sistematis ini antara lain dapat dikategorikan kedalam: event recording, duration recording, interval recording,dan group time sampling.Beberapa contoh metode observasi sistematis ini antara lain sebagai berikut:
1.      Event  Recording
Event recording atau pencatatan kejadian merupakan salah satu metode obsevasi yang sistematis melalui pencatatan frekuensi terhadap kejadian-kejadia  ng terjadi selama berlansungnya PBM penjas. Kejadian-kejadian yang di catat frekuensinya sangat beragam bergantung pada aspek apa yang akan dikumpulkanya.Beberapa contoh,misalnya: pemberian feedback,perilaku kerja sama,dan perilaku sportmanship.Konsep-konsep tersebut,selanjutnya didefinisikan secara memadai sehingga dapat diobservasi dan dihitung frekuensinya pada kurun waktu tertentu.Sebagai  contoh,lihat format Event Recording untuk mengobservasi feedback yang telah diberikan guru di bawah ini .
Perbaikan skill maksdnya adalah feedback yan diberikan guru terhadap siswa untuk memperbaiki kesalahan skill misalnya kesalahan teknik yang dilakukan oleh siswa.Dukungan terhadap skill maksudnya adalah feedback yang diberikan oleh guru terhadap siswa untuk mendukung,memperkuat,atau memperjelas kepada siswa bahwa skill yang dilakukannya telah benar atau baik dan diharapkan agar siswa mempertahankannya dan bahkan meningkatkannya agar lebih halus lagi,misalnya gerakannya. Misalnya  Dengan mengatakan“bagus” atau dengan mengacungkan jempol sebagai tanda“bagus”.
Perbaikan perilaku maksudnya dalah feedback yang diberikan guru terhadap siswa agar siswa berperilaku baik atau merubah perilaku yang salah menjadi benar sesuai dengan harapan gurunya. Misalnya denan mengatakan “jangan saling mendorong nanti jatuh” atau mengatakan jenis perilaku lainnya yang diinginkan  oleh gurunya.Teguran aksudnya adalah peringatan atau hukuman terhadap siswa karna “perbaikan perilaku” oleh gurunya sudah tidak mempan lagi : Biasanya siswa udah sering kali melakukan kesalahan tingkahlaku yang sama yang tidak diinginkan oleh gurunya.
Contoh format event recording tentang pemberian feedback tersebut di atas sudah barang tentu bisa dimodifikasi sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya.Misalnya dengan cara lebih khusus lagi dengan melibatkan feedback kelompok,individu,laki-laki,dan perempuan sehingga komentar yang diberikan seperti dalam contoh diatas akan lebih akurat berdasarkan data kongkrit hasil observasi.

2.     Duration Recording
Duration recording ini digunakan untuk memotret keterampilan calon guru Pendidikan Jasmani dalam mengajar ,terutama yangberhubungan dengan penggunaan waktu pelajaran penjas melalui observasi langsung terhadap perilaku guru dan siswa dalam PBM Penjas berikut waktu yang dihabiskannya .Waktu dan perilak yang dihimpun tersebut secara gars besar meliputi empat kategori, yaitu: waktu pengelolaan siswa (class management),instruksi (instrution),waktu belajar (akademic learning time),dan waktu tunggu giliran (waiting).
Format Analisis Pemanfaatan Waktu dalam Bentuk Kolom

  
               
Ambil peralatan,mendengarkan aturan,peringatan,teguran).
2.      Instruksi dan Demontrasi (I) : waktu yang dihabiskan oleh sebagian besarsiswa (lebih dari 50%) untuk mendengarkan informasi dan melihat demontrasi mengenai bagaimana cara melakukan skill (misal : mendengarkan dan melihat cara memegang,melempar,dan menangkap bola yang benar secara teknik)
3.      Aktif Belajar (A) : waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) untuk melakukan aktifitas belajar secara akif (misal: berlatih cara menangkap, melempar, dan memegang bola).
4.      Lain-lain (L) : waktu yang dihabiskan olehsebagian besar siswa (lebih dari 50%) untuk hal-hal yang tidak termasuk ketiga kategori sebelumnya (misal : tunggu giliran,tunggu penjelasan guru berikutnya,siswa pasif tidak elakukan aktifitas apa-apa). 
 
 










Format Analisis Pemanfaatan Waktu daam Bentuk Garis Waktu
 Jumlah Penyebaran Penggunaan Waktu dalam PBM Penjas
Petunjuk : Berilah garis pada menit dan detik tertentu sesuai dengan kapan aspek PMB (M,I,A,dan L) dimulai dan di akhiri . (misal : beri garis pertama pada angka lima dan beri tanda M yang artinya ahwa menit pertama sampai menit ke lima digunakan untuk urusan managemen.

 
 






3.      Group Time Samping
    Group Time Samping yaitu guru atau observer mengamati proses belajar-mengajar dengan cara membagi-bagi waktu mengajar yang diobservasi, misalnya dibagi ke dalam interval lima menit hingga lima menit terakhir dari suatu PBM (lima menit pertama,kedua, dan seterusnya hingga lima menit terakhir ).Tujuan dari metode ini adalah mengobservasi masing-masing individu pada saat yan samadan mencatat jumah siwa yang terlibat atau termasuk ke dalm kegori perilaku tertentu.Beberapa contoh kategori perilaku yang dapat diobservasi melalui penggunaan metode “group time samping” ini antara lain misalnya : Partisipai,bekeja keras, produktifitas (keberhasilan),dan kesesuaian perilaku siswa .
    Pelaksanaan metode group time samping adalah sebagai berikut :
1.      Observe selalu mengamati dan menghitun jumlah siswa dari arah yang khusus dan tetap                 misalnya dari sebelah kiri ke sebelah kanan .
2.      Sejumlah waktu akan dperlukan untuk mengamati  dan menghitung siswa pada setiap intervalnya: jangan terlalu lama,kurang lebih sepuluh detik atau tergantung dari jumlah siswanya: apabila jumlah siswanya banyak,mungkin akan memerlukan waktu lebih dari itu.
3.      Jangan pikirkan apakah siswa yang sudah dihitung berubah perilakunya atau tidak.
4.      Jumlah siswa yang termasuk dalam kategori perilaku yang diamati dicatat pada format obsevasi
5.      Jumlah siswa yang termasuk dalam kategori perilaku yang diamati selanjutnya dibagi jumlah total siswa dan dikali serfatus untuk dijadikan persentase.


C. Orientasi Penilaian Kinerja Pengajaran Penjas
Berikut ini adalah beberapa variabel mengajar Penjas  yang memungkinkan dapat diobservasi (Siedentop,1991).
1.      Teacher Process Variables
Teacher Process Variables atau variable proses pada guru berhubungan langsung dengan kinerja guru pada waktu mengajar dan di ukur secara langsung dengan observasi pada saat guru sedang mengajar .Beberapa keterampilan proses pada guru tersebut antara lain sebagai berikut :
-Ketepatan manajemen (siswa,perilaku,aktifitas,dsb)
-Reaksi perilaku (negatif dan positif)
-Distribusi perhatian (laki-laki,perempuan,pintar,sedang,dan bodoh)
2.    Student Process Variable
       Student Process Variable pada siswa berhubungan dengan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa yang secara potensial memberi kontribusi atau menghambat terhadap hasil belajar. Beberapa contoh variabel proses pada siswa tersebut,antara lain :
-Menunggu giliran
-Partisipasi siswa selama instrksi,manajemen, dan latihan
-Respon terhadap aktivitas belajar
3.    Student Outcome Variables
     Student Outcome Variables varable atau variable hasil belajar siswa berhubungan dengan perubahan yang terjadi pada siswa yang di anggap sebagai bukti dari belajar siswa.
-Peingkatan keterampilan
-Peningkatan kemampuan bermain
-Peningkatan kebugaran jasmani

Variable-variable tersebut biasanya dinilai dengan menggunakan tes atau instument penilaian lain pada akhir pertemuan atau kuarter atau semester.Beberapa  variable produk lainnya yang juga sering di nilai antara lain :
-Pencapaian tujuan pembelajaran
-Kelengkapan tugas, dan
-Pencapaian kriteria penampilan
Bagaimanapun adalah penting bagi para guru Pendidikan Jasmani atau Olahraga untuk memperhitungkan perbedaan antara variable hasil belajar jangka pendek dan variable hasil belajar jangka panjang .Variable-variable tersebut antara lain misalnya: kebugaran jasmani,partisipasi dalam aktivitas waktu senggang,memelihara kebiaan makan sehat,gaya hidup yang aktif,dan kebiasaan “fair play”.













BAB III
LAPORAN PENGAMATAN
3.1 Kegiatan Pelaksanaan
Hari/tanggal                :  sabtu/ 30 mei 2009
Waktu                         :  07.00- 09.00
Kegiatan                      :  Wawancara Kepada guru PJOK, dan pengamatan tentang pemanfaata waktu dalam pbm penjas
Nara sumber                :  Bpk Tyo sunyoto(guru PJOK SMAN 1 SUMEDANG)
Tempat pelaksanaan    :  SMAN 1 SUMEDANG     
Sumber data dan metode penelitian   : 
Sumber data yang kami gunakan adalah data sekunder.

Data sekunder  adalah data yang diperoleh dari buku-buku perpustakaan
 dan mengakses internet.
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu studi kepustakaan, wawancara dan pengamatan pembelajaran penjas.  kepada nara sumber dan pengamatan langsung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar